Kumpulan bermacam-macam makalah,tugas, serta serba-serbi dunia perkuliahan

Senin, 09 Mei 2016

Sejarah Perkembangan TASAWUF dan tokoh-tokohnya



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia. Melalui studi tasawuf seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan hati dan serta pengamalannya secara benar. Pada masa rasulullah belum dikenal istilah tasawuf, yang dikenal pada waktu itu hanyalah sebutan sahabat nabi.Tasawuf secara berangsur-angsur mulai menyebar sampai ke Indonesia.





















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Sejarah Perkembangan  Tasawuf di Indonesia

Dari segi Linguistik dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.[1] Sikap mental yang seperti ini hakikatnya pada akhlak yang mulia karena hanya dapat dipandang dengan mengaplikasikannya dalam kebijakan mengambil. Tasawuf juga berperan dalam membersiahkan hati sanubari. Karean tasawuf banyak berurusan dengan dimensi esoterik (batin).
Tasawuf mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan tasawuf mengalami banyak perkembangan itu ditandai dengan banyaknya berkembang ajaran tasawuf dan tarikat yang muncul dikalangan masyarakat saat ini yang dibawah oleh para ulama Indonesia yang menuntut ilmu di Mekkah dan Madina kemudian berkembang.
Hawash Abdullah menyebutkan beberapa bukti tentang besarnya peran para sufi dalam menyebarkan Islam pertama kali di Nusantara. Ia menyebutkan Syekh Abdullah Arif yang menyebarkan untuk pertama kali di Aceh sekitar abad ke-12 M.  Dengan beberapa mubalig lainya. Menurut Hawash Abdullah kontribusi para sufilah yang sangat memperngaruhi tumbuh pesatnya perkembangan Islam di Indonesia.[2]
Perlu kita ketahui bahwa sebelum Islam datang, dianut, berkembang dan saat ini mendominasi (mayoritas) bahwa telah berkembang berbagai faham tentang konsep Tuhan seperti Animisme, Dinamisme, Budhaisme, Hinduisme. Para mubalig menyebarkan Islam dengan pendekatan tasawuf. M. Sholihin menerangkan bahwa hamper semua daerah yang pertama memeluk Islam bersedia menukar kepercayaannya.[3] Karena tertarik pada ajaran tasawuf yang di ajarkan para mubalig pada saat itu.
Dalam perkembangan tasawuf di Nusantara menurut Azyumadi Azra, tasawuf yang pertama kali menyebar dan dominan di Nusantara adalah yang bercorak falsafi, yakni tasawuf yang sangat filosofis dan cendrung spekulatif seperti al-Ittihad (Abu Yazid Al-Bustami), Hulul (Al-Hallaj), dan Wahda al Wujud (Ibn Arabi). Dominasi tasawuf filsafi terlihat jelas pada kasus Syekh Siti jenar yang dihukum mati oleh Wali Songo karena dipandang menganut paham tasawuf yang sesat.[4]
Kemudian pada abad ke-16 kitab-kitab klasik mulai ada dan dipelajari kemudian diterjemahkan dalam bahasa melayu seperti kitab Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali. Kemudian muncullah beberapa tokoh tasawuf asli Indonesia seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri, Syekh Abdul Rauf Singkili, Abdul Somad Al-Palembani, Syekh yusuf Al-Makassari.

B.     Tokoh tasawuf dan karyanya

1.      Hamzah Fansuri (w. 1016 H/ 1607 M)
Hamzah Fansuri diakui sebagai seorang pujangga Islam yang sangat populer sezamannya dan namanya masih menghiasi sejarah kesusastraan melayu. Ia juga adalah ulama dan sufi yang pertama kali menghasilkan karya tulis tasawuf dan ilmu-ilmu dalam bahasa melayu yang sangat bagus dan kemudian menjadi bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Tempat Hamzah Fansuri belum diketahui sampai sekarang, kata “Fansuri” pada namanya diambil dari nama sebuah daerah di bagian pantai barat Sumatra Utara yang terletak di antara Sibolga dan Singkel yang orang Arab dikenal dengan kata Fansur.

a)    Karya-karya Hamzah Fansuri
Karya-karyanya dalam bentuk syair dan prosa terkumpul dalam beberapa buku yang terkenal seperti Syair Burung Pingai, Syair Dagang, Syair Pungguk, Syair Sidang Faqir, Syair Ikan Tongkol, dan Syair Perahu. Karyanya dalam kajian ilmiah seperti Asarar Al-Arifin fi Bayan Ilm As-Suluk  wa at-Tauhid, Syarb Al-Asyiqin Al-Muhtadi, Ruba’i Hamzah Al-Fansuri.[5]

b)      Ajaran Tasawuf Hamzah Fansuri
Pola pikir Hamzah Fansuri banyak dipengaruhi oleh Ibn Arabi dalam paham wahdat wujudnya, antara lain: Allah adalah zat yang mutlak dan qadim karena Dia (Allah) sebagai pencipta, dan bahwa Allah itu bersifat Imanen juga tidak bertempat, Hakikat wujud, wujud itu hanya kelihatan banyak tetapi hakikatnya hanyalah satu, semua benda yang ada sebenarnya gambaran dari wujud yang hakiki,Manusia, manusia merupakan tingkat terakhir dari penjelmaan, tingkat yang paling penting, penjelmaan yang paling penuh dan sempurna. Manusia adalah pancaran langsung dari Dzat yang mutlak. Kemudian menurut Hamzah Fansuri adanya kesatuan antara manusia dan Allah.

2.      Syekh Abdul Rauf As-Sinkili (1024-1105)
Abdul Rauf As-Sinkili adalah seorang ulama dan mufti besar dari Kerajaan Aceh pada abad ke-17. Nama lengkapnya Syekh abdul Rauf bin Ali Fansuri.
a)      Karya-karya Syekh Abdul Rauf As-Sinkili
Karya-karyanya di antaranya :
1)   Mir’at At-Thullab (fiqh Syafi’I bidang mu’amalat)
2)   Hidayat Al-Balighah (fiqh tentang sumpah, kesaksian, peradilan, dan pembuktian
3)   Umdat Al-Muhtajin (tasawuf)
4)   Syams Al-Ma’rifah (tasawuf tentang ma’rifat)
5)   Hikayat Al-Muhtajin (tasawuf)
6)   Daqa’iq Al-Huruf (tasawuf)
7)   Turjuman Al-Mustafidh (tafsir)

b)      Ajaran Tasawufnya

Kesesatan ajaran tasawuf wujudiyyah, sama dengan Nuruddin al-Raniri, yang di anggap sesat dan penganutnya dianggap murtad, akan tetapi berbeda halnya dalam menanggapinya As-sinkili menyikapinya dengan lebih bijaksana. Rekonsiliasi antara tasawuf dan syari’at, Dzikir dapat memperoleh fana’ (wujud Allah), Martabat Wujud Tuhan. Menurutnya, ada tiga martabat perwujudan Tuhan. Yaitu Ahadiyyah, Wahdah atau Ta’ayyun Awwal dan Wahdiyyah atau Ta’ayyun Tsani


3.      Abdul Somad Al-Palimbani (w. 1203 H/ 1788 M) 
Abdul Somad Al-Palimbani adalah Seorang ulama sufi yang lahir di palembang pada abad ke-18 putra Abd jalil bin Syekh Abdul Wahab bin Syekh Ahmad Al-Mahdani dari Yaman.
a)      Karya-karya Abdul Somad Al-Palimbani
Mengenai karya-karyanya antara lain:
1)   Hidayat As-Salikin
2)   Sair As-Salikin
3)   Zahrat Al-Mufid fi Bayan Kalimat At-Tauhid
4)   Tuhfat Al-Raghibin fi bayan Haqiqat Iman Al-Mu’minin
5)   Nashihat Al-Muslimin wa Tadzkirat Al-Mu’minin fi Fadha’il Al-Jihad fi Sabilillah,
6)   Al-Urwat Al-Wutsqa wa Silsilat Uli Al-Ittiqa
7)   Ratib Abd Samad Al-Palembani
8)   Zad Al-Muttaqin fi Tauhid Rabb Al-Alamin

b)      Ajaran Tasawuf al-Palimbani
Tentang nafsu. Menurut al-palimbani ajaran tentang nafsu dari al-Ghazali masih kurang, ia menambahkan tingkatan menjadi tujuh (amarah, lawwamam, mulhammah, muthma’innah, radhiyah, mardiyah, dan kamilah). Tentang Martabat Tujuh. Menurutnya ada tujuh, yaitu: Ahadiyyatul Ahadiyah, al-Wahidah, al-Wahidiyyah, Alam Arwah, Alam Mitsal, Alam al-Ajsam dan Alam al-Jami’ah. Tentang Syari’at, ia percaya bahwa Tuhan hanya dapat didekati melalui keyakinan yang benar pada Keesahan Tuhan yang mutlak dan kepatuhan pada ajaran-ajaran syari’at. Tentang Ma’rifat, menurutnya mencapai ma’rifat tertinggi tidak hanya bias memandang Allah secara langsung melalui mata hati akan tetapi juga harus terlibat aktif dalam arus kehidupan dunia.

4.      Syekh Yusuf Al-makassari (1037-1111 H/ 1627-1699)
Seorang tokoh sufi  agung  yang berasal dari sulawesi. Ia di lahirkan  pada tangga 8 syawal 1036 H. atau bersamaan dengan 3 juli 1629 M. dalam salah satu karyanya ,  ia menulis ujung nama nya denga bahasa arab ‘ Al Makasari ’.naluri fitrah pribadi syekh yusuf  sejak kecil telah menampakkan diri cinta akan pengetahuan. dalam tempo yang relatif  singkat, ia tamat mempelajari  Al Quran 30 juz. Termasuk  juga  penghafal, ia pempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, seperti  ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu bayan, maani, badi, balaghah, dan manthiq. Ia pun belajal pula ilmu fiqih,ilmu usuluddin dan ilmu tasawuf.  Ilmu yang terakhir ini  tampak nya lebih serasi pada diri nya
Pada masa syekh yusuf, mamang hampir setiap orang lebih menggemari ilmu tasawuf orang yang hidup di zaman itu  lebih mementingkan mental dan materiel.
Syekh yusuf perna melakukan perjalanan ke yaman. Di yaman,  ia menerima tarekat dari syekhnya yang terkenal yaitu syekh Abdullah Muhammad bagi  billah.

a)    Ajaran tasawuf syekh yusuf Al-Makasari
Syariat dan hakekat.  Syekh yusuf mengungkapkn paradigm sufistiknya  bertolak dari asumsi dasar bahwa ajaran islam meliputi dua aspek: aspek lahir (syariat) dan aspek batin (hakikat). Syariat dan hakikat harus di pandang dan di amalkan sebagai suatu kesatuan.
Trasendensi Tuhan. Meskipun berpegang teguh pada transendensi tuhan, ia meyakini  bahwa tuhan melingkupi segala sesuatu  dan selalu dekat dengan sesuatu itu, syekh yusuf mengembangkan istilah al-ihathah (peliputan) dan al-ma’iyyah (kesertaan) kedua istilah itu menjelaskan bahwa tuhan turun (tanazul), sementara manusia naik (taroqi), dari proses ini akan saling mendekatkan antara manusia dengan Tuhan.
Insan Kamil dan proses penyucian jiwa . Menurutnya manusia tetap manusia walaupun derajatnya naik, begitu pula dengan Tuhan tetap Tuhan meskipun Tuhan turun kepada hambanya. Penyucian jiwa, menurutnya kehidupan duniawi tidak harus ditinggalkan dan hawa nafsu bukan untuk dimatikan akan tetapi diarahkan menuju Tuhan. Dengan melalui tiga cara yaitu: Akhyar (orang-orang terbaik), Mujahadat asy-syaqa’ (orang-orang yang berjuang melawan kesulitan) dan Ahl adz-dzikr.






















BAB III                       
KESIMPULAN                                           

Tasawuf mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan tasawuf mengalami banyak perkembangan itu ditandai dengan banyaknya berkembang ajaran tasawuf dan tarikat yang muncul dikalangan masyarakat saat ini yang dibawah oleh para ulama Indonesia yang menuntut ilmu di Mekkah dan Madina kemudian berkembang.
Hawash Abdullah menyebutkan beberapa bukti tentang besarnya peran para sufi dalam menyebarkan Islam pertama kali di Nusantara. Ia menyebutkan Syekh Abdullah Arif yang menyebarkan untuk pertama kali di Aceh sekitar abad ke-12 M.  Dengan beberapa mubalig lainya. Menurut Hawash Abdullah kontribusi para sufilah yang sangat memperngaruhi tumbuh pesatnya perkembangan Islam di Indonesia


















DAFTAR PUSTAKA


Abuddin Nata. 2010. Akhlak Tasawuf, Rajawali : Press,Jakarta
Azra, Azyumadi. 1995. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Bandung : Mizan.
Abdullah, Hawash. 1930.  Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya di Nusantara. Surabaya : Al-Ikhlas.
Sholihin, Anwar, Rosihon.  2008. Ilmu Tasawuf.  Bandung : Pustaka Setia.



[1]Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Rajawali Press,: Jakarta, 2010). hlm. 179
[2]Hawash Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya di Nusantara, (Al-Ikhlas : Surabaya, 1930). hlm.10
[3] M. Sholihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Pustaka Setia : Bandung, 2008). hlm.141
[4] Azyumadi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Mizan : Bandung, 1995). hlm 35
[5] Op.cit. M. Sholihin dan Rosihon Anwar. Hal. 147
Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates